Friday, May 2, 2014

Mitos yang Tidak Benar Tentang Cokelat

Banyak orang awam, terutama kaum hawa yang saat ini ragu atau takut untuk mengkonsumsi coklat. Alasan utama mereka klasik, "coklat bisa membuat gemuk!!!" Hmm,, padahal menurut beberapa ahli yang telah melakukan riset, hal tersebut adalah tidak benar. So, kalian ingin tahu beberapa fakta  seputar coklat yang salah, check this out :

1. Cokelat dapat menyebabkan timbulnya jerawat 
Para ahli yakin bahwa timbulnya jerawat lebih dipengaruhi oleh stres dan hormon yang menyebabkan kondisi kulit mengalami berlebihnya aktivitas jaringan minyak. 

2. Coklat menyebabkan kecanduan
Tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa coklat termasuk dalam jenis bahan adiktif. Orang yang sangat menggemari coklat kemungkinan disebabkan oleh sifat sensori coklat yang khas: tekstur yang mudah mencair di dalam mulut dan rasa/aroma yang enak. Coklat mengandung lebih dari 300 jenis rasa yang berbeda, tanpa ada jenis yang paling dominan. Kegemaran akan coklat kemungkinan juga disebabkan karena coklat menstimulasi pelepasan endorphins (senyawa dalam otak yang dapat mengurangi rasa sakit dan membangkitkan perasaan euforia (perasaan gembira/bahagia). 



3. Cokelat merupakan penyebab sakit kepala (migren) 
Penelitian yang dilakukan di Pittsburgh State University terhadap 63 wanita menunjukkan bahwa coklat bukan merupakan pemicu terjadinya sakit kepala. Timbulnya migren lebih dihubungkan dengan keadaan hormon dalam tubuh.

 4. Coklat menyebabkan obesitas 
Para ahli gizi berpendapat bahwa tidak ada sesuatu makanan pun yang dapat menyebabkan kegemukan. Berat badan seseorang bertambah ketika kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih besar daripada kalori yang dibuang/dikeluarkan melalui aktivitas fisik. Penelitian yang dilakukan pada asupan diet rata-rata di Amerika menunjukkan bahwa coklat hanya berkontribusi 0,7-1,0% dari total kalori. Oleh karena itu, tetap dianjurkan untuk mengontrol jumlah asupan kalori dan yang terbuang. Fakta lain adalah coklat hanya mengandung sejumlah kecil kafein. Jumlah ini jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kandungan kafein di dalam kopi dan teh. Suatu senyawa yang mirip dengan kafein ditemukan dalam cokelat yaitu Theobromine. Theobromine juga berfungsi sebagai stimulan, seperti halnya kafein tetapi pengaruh dan sifat yang diberikan berbeda. Theobromine hanya ditemukan dalam biji kakao dan produk-produk turunannya.

No comments:

Post a Comment